Kamis, 05 Maret 2009

PONCHO ATAU RAINCHOAT ?

Poncho adalah teknologi abad silam yang masih bertahan hingga sekarang. Bahkan produsen GoLite dan Seatosummit tak segan masih mengeluarkan poncho, tentu lebih canggih dan ringan. Selain menggunakan material lebih kuat dan ringan, juga dilengkapi fitur pendukung seperti seam seal, shaped hood, dan lubang2 khusus jika poncho digunakan untuk membuat bivak.

Poncho selalu mengingatkan kita akan Batman, jubah yang melindungi tubuh dan muka dibalik hood.Poncho tidak bisa menutup seluruh bagian tubuh, hanya sampai sekitaran dengkul. Tapi ia memberi ruang perlindungan cukup untuk bawaan di punggung dan bisa digunakan sebagai atap bivak. Atau sekedar dibuka menjadi alas berbaring.

Raincoat, atau jas hujan, terdiri dua pasang yakni bagian kaki dan badan.Saat digunakan akan melindungi seluruh tubuh, lengan terbungkus semua, hood mdi bagian atas, dan terutama kaki kaki tertutup rapat hingga mata kaki atau jika pemakainya. Tapi dengan tubuh terbungkus ketat membuat ransel harus digendong di luar terekspos basah. Diberi raincover? well, bukankah raincover tidak pernah menutup harnes strap? Kecuali kita memilih ukuran sedikit lebih besar dan hanya memanggul daypack maka semua bawaan masuk dalam lindungan raincover.

Keduanya memiliki kesamaan, saat dipakai di tengah hujan alam tropis akan membuat pemakainya basah kuyub..oleh keringat...karena material demikian tidak didisain utk bernafas. Bagaimana jika seluruh penahan hujan tersebut dibuat dari Goretex,eVent,hyvent,atau breathable material lainnya? Rasanya utk iklim tropis yang memiliki kelembaban sangat tinggi tetap percuma. Omong kosong segala gimmick produsen outdoor, semuanya akan berantakan ketika dibawa ke Indonesia yang panas menyengat, curah hujan dan kelembaban tinggi.

Jadi pilih mana?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar